Karena waktu itu sama Bu Naftah disuruh persentasiin tentang Tumbuhan Paku, ya jadi banyak browsing-browsing deh. Pengen share aja ya nih ya hehe... ^_^
Jenis-Jenis Tumbuhan Paku-
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan
menjadi tiga golongan. Berikut uraian masing-masing menegnai Jenis-Jenis
Tumbuhan Paku
1) Tumbuhan Paku Homospora. Dari
hasil pengamatan dan penelitian diketahui bahwa ternyata tumbuhan ini ada yang
mempunyai spora berumah satu dan berukuran sama besar yang dinamakan paku homospora/isospora.
Contoh jenis paku ini adalah suplir (Adiantum cuneatum). Amati
tumbuhan paku suplir! Batangnya menjalar di dalam tanah yang berupa rizoma,
kemudian tumbuhan daun muda yang menggulung seperti spiral. Pada permukaan
bawah daun fertil (sporofil) terdapat bintik-bintik coklat yang sering disebut
sorus. Sorus ini merupakan kumpulan sporangium, di dalam tiap sporangium
terdapat sel induk spora yang akan membelah secara mitosis yang akan
menghasilkan sejumlah spora yang bentuk dan ukurannya sama. Bila spora jatuh di
tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium. Pada permukaan bawah
gametofit dewasa akan terbentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid dan
arkegonium. Jika terjadi fertilisasi terbentuk zigot. Zigot berkembang menjadi
tumbuhan suplir baru (sporofit).
2) Tumbuhan Paku Heterospora. Ada pula tumbuhan paku
yang mempunyai protalium tidak sama besar dan berumah dua, pemisahan jenis
kelamin ini terjadi pada pembentukan spora dan ukurannya pun berbeda, sehingga
tumbuhan paku ini disebut dengan paku heterospora. Spora yang
berukuran besar mengandung banyak makanan cadangan dinamakan makrospora/megaspora.
Adapun spora yang kecil dinamakan mikrospora, dihasilkan dari
mikrosporangium. Contohnya paku semanggi (Marsilea), paku rane (Selaginella).
Perlu Anda ketahui mikrospora akan tumbuh menjadi
mikroprotalium, sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium.
Selanjutnya, mikroprotalium membentuk mikroogametofit yang akan menghasilkan
anteridium dan akan menghasilkan sperma. Sebaliknya makroprotalium membentuk
makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium dan akan menghasilkan ovum.
Jika terjadi fertilisasi antara sperma
dan ovum, maka akan menghasilkan tumbuhan paku. Dan tumbuhan paku ini akan
berkembang menghasilkan spora, demikian seterusnya.
3) Tumbuhan Paku Peralihan.
Selain paku homospora dan heterospora, ada pula jenis paku yang sporangiumnya
menghasilkan spora sama besar, tetapi berbeda jenis kelaminnya, sehingga
disebut dengan tumbuhan paku peralihan. Tumbuhan paku ini dianggap sebagai
bentuk peralihan antara paku homospora dan heterospora, misalnya paku tapal
kuda (Equisetum debile). Apabila spora jatuh ke tanah sebagian akan
tumbuh menjadi protalium jantan dan sebagian tumbuh menjadi protalium betina.
Dari ketiga jenis paku ini coba Anda pelajari mengenai daur hidupnya dan
perbedaannya! Berdasarkan daur hidup tersebut, fase manakah yang berumur
panjang?
Gambar 7.24 Skema daur hidup tumbuhan
paku homospora
Gambar 7.25 Skema daur hidup tumbuhan
paku heterospora
Gambar 7.26 Skema daur hidup tumbuhan
paku peralihan
Berdasarkan sifat sporanya, jenis tumbuhan paku
dapat dibedakan seperti yang telah Anda pelajari di depan. Akan tetapi
pembagian ini tidak mencerminkan jauh dekatnya hubungan kekerabatannya. Dalam taksonomi, termasuk tumbuhan paku
yang sudah punah dimasukkan dalam pembagian dalam beberapa divisio, yaitu
sebagai berikut.
1) Psilophyta
(Paku Telanjang). Jenis paku ini sebagian besar telah punah, tumbuhan
ini belum berdaun dan berakar, batang telah mempunyai berkas pengangkut,
bercabangcabang menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang-cabangnya.
Sporofil menghasilkan satu jenis spora (homospora). Untuk memperoleh makanan
gametofit paku ini bersimbiosis dengan jamur, karena tidak mempunyai klorofil.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka tumbuhan paku dinamakan paku telanjang,
misalnya Rhynia major dan Psilotum.
2) Lycopodiophyta (Paku Kawat/Paku
Rambut). Tumbuhan paku ini mempunyai ciri-ciri bentuk daun
kecil-kecil, tidak bertangkai, batang seperti kawat dan akarnya
bercabang-cabang, selalu bertulang satu. Pada beberapa jenis, daunnya mempunyai
lidah-lidah (ligula), daunnya yang amat banyak tersusun rapat menurut
garis spiral. Sporangium terdapat pada ketiak daun dan berkumpul membentuk
seperti kerucut yang disebut strobilus, misalnya Lycopodium
elavatum, Selaginela sp. Jika Anda menemukan paku kawat amatilah
sesuai dengan ciri-ciri yang sudah Anda ketahui!
Gambar 7.27 Selaginela sp.
3) Equisetophyta (Paku Ekor Kuda). Tumbuhan
ini sampai sekarang masih hidup, umumnya berupa herba yang menyukai
tempat-tempat lembap, biasanya hidup di dataran tinggi. Paku ekor kuda
mempunyai daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun seperti karang, daunnya
terdapat di setiap buku, melingkar, dan berbentuk sisik. Adapun batangnya mirip
dengan daun cemara, berongga, berbuku-buku, dan tumbuh tegak. Sporofil selalu
berbeda dengan daun biasa, sporofil ini berbentuk perisai dengan sejumlah
sporangium pada sisi bawahnya. Semua sporofil tersusun dan merupakan suatu
badan berbentuk gada/kerucut pada ujung batang/cabang. Protaliumnya berwarna
hijau dan berkembang di luar spora. Agar lebih jelas, carilah paku ekor kuda.
Setelah Anda dapatkan, amati sporofil, protalium, ciri-ciri daun dan batangnya!
Bandingkan dengan Gambar 7.28 ini!
Gambar 7.28 Equisetum sp.
4) Pterophyta (Paku Sejati). Pernahkah
Anda melihat suplir (Adiantum cuneatum), paku tiang (Alsophila
galuca), ekor merak (Adiantum farleyense), paku tanduk rusa (Platycerium
bifurcatum)? Tumbuhan ini sering digunakan untuk tanaman hias, dapat juga
dimanfaatkan untuk sayur, misalnya semanggi (Marsilea crenata), bahkan
ada yang digunakan untuk bahan obat-obatan, misalnya Dryyopteris filix-mas.
Bagaimana ciri-ciri tumbuhan ini? Dalam bahasa
sehari-hari, paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku/pakis yang sebenarnya
atau paku sejati, mempunyai daun-daun besar (makrofil), bertangkai,
mempunyai banyak tulang, pada waktu masih muda daun itu tergulung pada
ujungnya, dan pada sisi bawah mempunyai banyak sporangium. Paku ini banyak
tumbuh di tempat-tempat yang teduh/lembap, sehingga di tempat yang terbuka
dapat mengalami kerusakan akibat penyinaran matahari.
Gambar 7.29 Paku sejati
Peranan Tumbuhan Paku bagi Kehidupan. Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak kita lihat tumbuhan paku digunakan sebagai
tanaman hias di rumah-rumah. Ada
yang ditanam di dalam pot, dan ada yang ditempelkan di pohon, misalnya suplir (Adiantum
cuneatum), dan paku tiang (Alsophila galuca) dapat pula digunakan
untuk tiang bangunan, ekor merak (Adiantum farleyense), paku tanduk
rusa (Platycerium bifurcatum), dan sarang burung (Asplenium nidus).
Ada pula yang dimanfaatkan untuk sayuran, misalnya semanggi (Marsilea
crenata), untuk obat-obatan, misalnya Dryyopteris filix-mas,
Lycopodium clavatum, bahkan ada yang digunakan untuk pupuk hijau, yaitu Azolla
pinnata yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae, yang dapat
mengikat nitrogen bebas dari udara. Ada yang memanfaatkan untuk alat penggosok
dan pembersih, yaitu pada epidermis paku ekor kuda karena berstruktur kasar dan
mengandung silikon dioksida. Bahkan pada zaman dahulu fosil tumbuhan paku ini
membentuk batu bara yang dapat digunakan untuk bahan bakar.
Manfaat Tumbuhan Paku
Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan paku juga
berperan dalam kehidupan, antara lain:
a. Sebagai tanaman hias, misalnya Adiantum
cuneatum (suplir), Asplenium nidus (paku sarang burung) dan Platycerium biforme
(paku simbar menjangan).
b. Sebagai tanaman obat, misalnya rimpang dari
Aspidium filixmas (Dryopteris) yang mampu mengobati cacingan.
c. Sebagai bingkai dalam karangan bunga.
d. Sebagai pupuk hijau.
e. Sebagai sayuran, contohnya adalah Marsilea
crenata (semanggi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar